Cerita wayang mahabarata – Halo, sahabat mudahdicari. Sipa disini yang sudah tahu cerita Mahabarata ?, ya kisah ini, sempat buming stasiun televisi. Bagi kalian yang belum tahu, disini kami akan memberikan seputar kisah mahabarata dari awal sampai akhir yang sangat singkat.
Cerita Wayang Mahabarata
Berikut cerita wayang mahabarata yang dapat kami ulas diartikel ini, sebelumnya Kalian juga bisa mempelajari wayang yang sangat terkenal ketampanannya dan gagah, yaitu wayang arjuna.
Awal Mula Kisah Mahabarata
Cerita wayang Mahabarata diawali dengan pertemuan antara Sakuntala dan Raja Duswanta. Raja Duswanta merupakan Raja besar dari Chandrawangsa dari yayati.
Raja Duswanta menikahi Sakuntala atas perintah dari pertapaan Bagwan Kanwa, dan kemudian membentuk pusat pemerintahan yang dinamakan Hastinapura. Kemudian sang Hasti menurunkan Para Raja Hastinapura. Dari keluarga tersebut lahirlah Sang Kuru.
Sang Kuru menyucikan dang memegang daertah yang sangat luas, yang disebut dengan Kurukshetra. Kemudian dia menurunkan dinasti Wangsu atau Kuru atau Kaurawa dalam dinasti tersebut.
Lalu lahirlah Pratipa yang menjadi ayah Prabu Santanu, yang merupakan leluhur dari Pandawa dan Kurawa. Santanu merupakan Raja yang sangat mashurdari, dan menyanyikan Kuru diterima dari (Hastinapura).
Kemudian Santanu menikah dengan Dewi Gangga, yang ditolak kebumi, dan Dewi Gangga meninggalkan Santanu, karena Santanu menolak janji pernikahan. Pernikahannya dengan Santanu memiliki 7 anak.
Namun, anak tersebut oleh Dewi Gangga ditenggelamkan di laut Gangga, dengan alasan karena semua anak mengajukan kutukan.
Selamat anak terakhir bisa diselamatkan oleh Santanu, dan diberinama Dewabrata. Dan pada akhirnya dengan kejadian tersebut Dewi Gangga meninggalkan Prabu Santanu. Prabu Santanu akhirnya menikah lagi dengan anak pelayang yang bernama Dewi Satyawati.
Saat dewabrata sudah beranjak dewasa, dia melakuakn sumpah untuk membujang selamanya (bhisna pratigya). Hal ini Dewabrata lakukan karena tidak ingin dia dan keturunannya, berselisih dengan keturunan dari ibu tiri Dewabrata (Satyawati).
Dari pernikahan Prabu dengan Dewi Sayawati, dikaruniai 2 anak yang bernama Wicitrawira dan Citranggada. Sementara Bisama atau Dewabrata, putuskan untuk pergi ke Kerajaan Kasi untuk putuskan sayembara.
Akhirnya Bisma menang dan mendapatkan 3 putri, yang bernama Amba, Ambalika, Ambika.
Ketiga putri ini akan pulang dan dinikahkan dengan adik-adiknya. Akhirnya Ambalika dan Ambika dinikahkan dengan Wicitrawirya, karena adiknya yang bernama Citranggada sudah meninggal.
Citranggada berhasil dalam pertempuran, dan masih berhasil sangat muda. Akhirnya Citranggada digantikan oleh adiknya Wicitrawira, sebagai pewaris tahta dari Santanu. Namun Wicitrawira meninggal diusia yang sangat muda dan tidak memiliki keturunan.
Amba mencintai Bisma, namun Bisma menolak cinta dari Amba, karena telah menyetujui dengan sumpahnya, yang tidak ingin menikah lagi hidup untuk menghindari cinta Amba, akhirnya tanpa sengaja Bisma melesatkan panah untuk Amba dan akhirnya meninggal.
Atas kematian Amba, Bisma ingat bahwasanya amba akab berekarnasi menjadi seorang wanita yang disukai pria. Yaitu anak dari raja Drupadi, yang bernam Srikandi. Dan kematiannya kelak ditangan Srikandi yang membantu Arjuna dalam pertempuran di Kurukshetra.
Kisah Ambika dan Ambalika Mempunyai Keturunan
Kemudian Dewi Satyawati mengirimkan Ambika dan Ambalika, istri dari Wicitrawirya, untuk dikirim ke Resi Byasa. Karena Resi akan mengadakan upacara, diadakan mereka akan lahir.
Kemudian ibu Satyawati, menyuruh Ambika untuk masuk ke ruang upacara Resi. Setelah masuk dia melihat wajah Resi yang dahsyat dengan sinar mata yang menyala-nyala. Karena ambika waktu upacara memejamkan mata, akhirnya lahir lahir buta, dengan nama Drestarasta.
Kemudian tibalah berbicara Ambalika, untuk diundang untuk menyanyi dalam upacara khusus, seperti diskusi Ambika. Ambalika tidak aktif untuk membuka mata.Akhirnya dibuka, sampai selesai, namun setelah itu pucat. Pucat anak, disebut Pandu, yang merupakan Ayah dari para Pandawa yang terlahir pucat.
Pandu dan Destarata memiliki saudara tiri yang bernama Widura. Dia anak dari Resi Byasa dengan dayang bernama Datri. Saat upacara dilangsungkan, Datri takut dengan wajah Resi yang berhasil, akhirnya dia lari dan terjatuh, sehingga anak (Widura) yang berhasil pincang.
Karena Destrarasta sangat besar, akhirnya tahta Hastinapura diberikan kepada Pandu. Kemudian Pandu menikah dengan Dew kunti, kemudian dia menikah lagi dengan dewi Madrim.Tapi Pandu melakukan kesalahan saat mengajar, dia memanah kijang yang sedang bercinta.
Hal tersebut, membuat Pandu dikutuk oleh kijang tersebut, “dia tidak akan menemukan nikmat terkait suami istri”, jika Pandu melakukan hal tersebut maka akan menemukan kematiannya.
Setelah mengutuk Pandu, kijang ini berubah menjadi wujud yang diubah (seorang pendeta) dan diubah.
Lahirnya Pandawa dan Kurawa
Karena kejadian buruk tersebut, Pandu mengundang kedua (Kunti dan Madrim) meminta untuk meminta, agar mendapatkan hasil. Dengan bantuan mantra Adityahredaya mengirim Resi, dewi Kunti bisa mengundang para dewa, dikirim mendapat kemenangan.
Dewi Kunti mencoba mantra tersebut, kemudian datanglah Batra Surya, taklama Kunti hamil dan punya anak dengan nama Karna. Namun, anak tersebut memindahkan kelau dan menerjemahkan oleh kurawa.Terkait kompilasi perang Bharatayudha, dia tetap dipihak kurawa.
atas permuntaan Pandu lagi, Kunti mencoba mantranya, kemudian Batra Guru mengirimkan Batara Dharma, untuk membuahi Kunti, lalu lahirlah anka yang bernama Yudistira.
Kemudian Batra Guru mengirimkan Batra Bayu untuk membuahi Kunti, keemudian lahirlah Bisma. Lalu kirim lagi Batra Indra dan lahirlah anak dengan nama Arjuna. Kemudian mengirim lagi Aswan dan Aswin lahirlah anak kembar Nakula dan Sadewa.
Dretarastra (buta) menikah dengan Dewi Gandari, dan dikaruniai anak 99 sembilan puluh sembilan putra dan 1 orang putri, yang dikenal dengan (Kurawa). Sedangkan putra Pndu ada 5 yang disebut dengan (Pandawa).
Kurawa dan Pandawa merupakan kumpulan yang memiliki sifat berbeda, namun berasal dari keluarga yang sama (kuru dan Baharata). Kurawa khusus (Duryudana) memiliki sifat iri hati terhadap Pandawa, dan memiliki sifat licik. Pandawa memiliki sifat sabar dan tenang kompilasi ditindas sepupu mereka (kurawa).
Ayah kurawa sangat menyayangi dan menerima anak-anak, karena dia Drestarata dihasut oleh iparnya (Sangkuni). Selain menghasut Drestarata, dia juga menghasut Druyudana, agar mendapat izin untuk menerima para Pandawa.
Suatu saat, Duryadana mengunkang para pandawa dan liburan, mereka dirumah yang sudah dipersiapkan oleh Duryadana. Pada saat malam hari, rumah itu dibakar oleh orang suruhan Duryadana.
Siapa saja yang bisa selamat, atas bantuan Bima, yang sebelumnya diundang oleh Widara, akan meminta kebebasan para kurawa. Menuju mereka selamat dan masuk ke dalam hutan.
Di dalam hutan, Bima bertemu dengan Raksasa Hidimba, dan kemudian berhasi dimulai. Bima kemudian menikahi adik Hadimba yang bernama Hadimbi biasa dikenal dengan Arimbi, dari pernikahan ini lahirlah Gatotkaca.
Mereka melewati kerajaan Pancala, dikekaisaran ini akan mengatur sayembara merebutkan Drupadi. Sayembara ini diterima oleh semua negri Arya, termasuk Karna. Karna berhasil menyelesaikan tantangan yang diberikan Drupada, namun ditolah oleh Drupadi karena anak dari seorang kusir.
Pandawa juga ikut sayembara dan menyamar sebagai kaum Brahmana. Pandawa ikut memenangkan 5 macam sayembara yang diberikan Drupada.
Yudistira berhasil memenangkan sayembara tatanegara dan filsafat. Arjuna memenangkan sayembara senjata panah, Nakula Sadewa berhasil memenangkan sayembara senjata pedang dan Bisma berhasil memenangkan ganda.
Berhasil semua pandawa berhasil memenangkan sayembara tersebut, akhirnya Drupadi haris menjadi mereka-disetujui, sementara Drupadi hanya meminta satria saja.
Sesampainya dirumah, para Pandawa dinilai dengan mereka telah berhasil membawa hasil meminta-minta. Ibu kunti akhirnya menyuruh mereka untuk membagi-mbagi, apa yang telah mereka dapat tanpa melihat apa yang diwa mereka.
Ikuti langsung terkejut kompilasi yang dilakukan ternayata seorang wanita. Untuk menghindari pertarungan sengit antara Kurawa dan pandawa. Kahirnya kerajaan Kuru dibagi menjadi dua.
Awal di Angkatnya Pandawa
Pandawa mendapatkan bagian berhasil kerajaan Kurujanggala, ibu kota Pndraprashta. Sementara Kurawa mendapatkan memerintah di kerajaan Kuru pusat (tuan). Kedua kerajaan tersebut sama-sama megah.
Disana juga ada Duryudana, kemudia dia kecebur kolam, karena dia kira itu lantai. Pentingnya menjadi bahan ejekan Drupadi. Hal inilah yang membuat Duryudana semakin marah kepada Pandawa.
Usaha untuk merebut kerajaan Kurujanggala pemimpnya dalah Yudistira. Duryadana mengundang Yudistira, untuk diajak bermain dadu. Hal ini hasil pemikiran licik Arya Sangkuni.
Permainan itu pun dimulai, akan tetapi Duryudana diwakili oleh Sangkuni (pamannya) yang ahli dalam bermain licik. Permainan dari diawali dengan taruhan.
Taruhan perang senjata pertama, kemudian harta kerajaan, terus meningkat sampai prajurit, kerajaan Kurujanggalan. Dalam permainan ini Pandawa kalah dan habislah, semua kekayaannya termasuk suaudara-saudaranya dan terakhir disebut (Drupadi).
Selagi Yudistira kalah, Duryudana menyuruh untuk membawa Drupadi ke daerah perjudian, karena akan menjadi yang berhak mendapatkan Duryudana. Akhirnya Duryudana menyuruh pengawal untuk membawakan Drupadi, namun Drupadi tidak mau. Mendengan pengawalnya gagal akhirnya menyuruh Dursasana (adiknya), untuk menjemput Drupadi.
Drupadi tetap menolak ajakan Dursasana yang mengajak kearea judi, diseret dengan kasar, rambut Drupadi ditarik sampai ke daerah perjudian, yang mana tempat mengumpulkannya suami dan para ipar.
Berhubung Yudistira kalah, akhirnya Yudistira dan adiknya diganti untuk Drupadi. Namun Drupadi menolak, karena sifat Dursasana yang kasar akhirnya baju Drupadi ditari langsung.
Drupadi sangat malu, akhirnya bersumpah tidak akan menggelung rambutnya kecuali sudah keramas dengan dariah Drusana. Bima pun bersumpah, kan membunuh Dursasana dan meminum darahnya.
Setelah mereka membantunya, Drestarasta yakin akan ada malapetaka, akhirnya semua kekayaan akan diperoleh untuk Yudistira. Duryadana merasa puas atas persetujuan, karena harta tersebut sudah menjadi haknya. Akhirnya akan diadakan lomba dadu yang kedua.
Dalam permainan ini, siapa yang kalah harus mengasingkan diri di hutan selama 12 tahun, kemudian harus menyamar lagi selama 1 tahun, setelah itu baru bisa pergi ke kerajaan.
Namun dalam permainan ini, Yudistira kalah lagi dan akhirnya para pandawa berubah untuk kembali kerajaan dan tinggal dihutan selama 12 tahun dan ditambah lagi penyamaran selama 1 tahun.
Perang Bharatayudha – Cerita Wayang Mahabarata
Setelah masa pengasingan selesai yang sesuai dengan perjanjian sah yang mereka buat, Pandawa berhak kembali ke kerajaan setelah masa pengasingan selesai.
Namun Duryadana harus memesan gratis, Duryadana tidak mau menyerahkan kerajaan kepada jari Pandawa. Atas perawatannya membuat kesabaran para Pandawa habis.
Sri Karna, berhasil menyuruh mereka mengambil jalan damai, namun hal ini hanya sia-sia. Akhirnya terjadilah pertempuran besar (Bhratayudha) yang tidak bisa dilawan lagi.
Para pandawa berhasil peperangan dengan mencari sekutu, akhirnya pandawa mendapatkan misi dari
- Kerajaan kekaya, Kerajaan Matsya, Kerajaan Pandya, Kerajaan Chola, Kerajaan Kerala, Kerajaan Magadha, Kerajaan Dwaraka, Kerajaan Wangsa Yadawa, dan masih banyak lagi.
Para Kasatria dari Bharatawarhsa juga ikut membantu para Pandawa, seperti Setyaki, Srikandi, Drupada, Drestadjumna, dan msih banyak lagi.
Selama peperangan besar berlangsu selama 18 hari, pertumpah darahan dan pembantaian yang sangat mengenaskan. Pada akhir perang hari ke-18, hanya ada 10 kasatria yang tersisa adalah
- Para pandawa
- Aswatama
- Setyaki
- Yuyutsu
- Kertawarma
- Krepa
Akhirnya peperangan sudah berlalu, dan Yudistira diangkat menjadi Raja dari Hastinapura. Setelah memerinyah selama beberapa tahun, yahta kerajaannya diberikan kepada cucu adiknya (Arjuna) yang bernama Parikesit.
Setelah itu Yudistira dan semua Pandawa bersama Drupadi mendaki gunung himalaya, sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Di Gunung Himalayalah mereka meninggal dan mencapai surga.
Parikesit yang memimpin kerajaan Kuru, berlaku sangat adil dan bijaksana, kemudian Parikesit menikahi Dewi Madrawati dan berhak anak yang bernama Janamejaya.
Kemudian Janamejaya menikah dengan Wapushtama (Bhamustiman), dari pernikahan tersebut dikaruniai anak yang bernama Satanika. Satanika memiliki anak yang bernama Aswamedhadatta. Kemudian Aswamedhadatta ikut memimpinnya melanjutkan untuk memimpin di Hastinapura, kerajaan Wangsa Kuru.
Demikian sekilas tentang cerita wayang mahabarata. Semoga Bermanfaat 🙂