Penjelasan Break Even Point – Untung rugi sebuah bisnis adalah sebuah pilihan, dan tentunya setiap bisnis ingin mendapatkan untung dan untung.
Laba itu sendiri diperoleh ketika jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dikeluarkan.
Namun, akibatnya bisa jadi kerugian, yaitu total pengeluaran yang dikeluarkan selama periode tertentu lebih besar dari pendapatan yang diterima.
Nah, untuk menghindari kerugian tersebut, para pengusaha perlu memahami apa itu break even point atau BEP yang lebih dikenal.
Kali ini kita akan membahas lebih mendalam apa itu break even point dan apa fungsinya. Jadi silakan baca artikel ini.
Pengertian Break Even Point

Break Even Point (BEP) atau disingkat BEP, mengacu pada keuntungan yang diperoleh setara dengan nilai yang dibutuhkan oleh perusahaan atau bisa disebut titik impas tanpa kerugian.
Untung dalam hal ini adalah 0 (nol), artinya tidak untung atau tidak rugi, atau bagi banyak orang awam, ini dikenal sebagai pengembalian investasi.
Situasi Break Even Point ini dapat muncul jika perusahaan Anda menggunakan biaya tetap dalam operasinya dan penjualan hanya cukup untuk menutupi biaya tetap dan variabel yang ada.
Dengan demikian, keuntungan dan kerugian perusahaan Anda akan berada pada titik 0 (nol), dan jika pendapatan perusahaan Anda lebih besar dari biaya tetap dan variabel Anda, maka perusahaan Anda dinyatakan untung.
Pengertian Break Even Point (BEP) Menurut Para Ahli
1. Mulyadi
Mulyadi mengatakan Break Even Point diartikan sebagai titik impas, suatu keadaan dimana suatu usaha tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak mengalami kerugian.
Dengan kata lain, bisnis mencapai titik impas jika pendapatan total sama dengan biaya total, atau jika kontribusi keuntungan digunakan hanya untuk menutup biaya.
2. Harahap
Menurut Harahap, titik impas adalah keadaan atau kinerja perusahaan dimana tidak ada keuntungan dan tidak ada kerugian.
Dengan kata lain, semua biaya yang dikeluarkan dapat dipulihkan dari pendapatan produk.
3. Purba
Menurut Purba, titik impas didasarkan pada pernyataan seperti berapa banyak unit produksi yang harus dijual untuk menutupi biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi produk tersebut.
4. Sigit
Menurut Sigit, Break Even Point adalah tingkat penjualan yang dibutuhkan untuk menutupi total biaya operasional yang dikeluarkan.
Menurutnya, BEP adalah Laba Sebelum Bunga dan Pajak atau Laba Sebelum Bunga.
5. Rony
Rony mengatakan Break Even Point merupakan alat manajemen untuk mengetahui nilai jual sama dengan biaya. Oleh karena itu, perusahaan tidak mendapat untung atau rugi.
6. Herjanto
Menurut Herjanto, titik impas adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan kurva biaya dan pendapatan yang setara. Jadi, tidak mengherankan jika disebut sebagai titik balik utama.
Fungsi Break Even Point (BEP)

Setelah kita mengerti apa itu break even point atau biasa disebut dengan BEP, selanjutnya yang akan kita bahas adalah fungsi dari BEP itu sendiri.
Jika ROI merupakan analisis efisiensi modal yang digunakan, maka BEP berfungsi mengefisienkan produksi untuk keuntungan yang optimal. Perkenalkan fungsi BEP secara detail, antara lain:
1. Menentukan Besaran Volume Barang
Break Even Point berfungsi untuk menentukan jumlah barang yang akan diproduksi.
Setelah dapat menentukan volume produksi, pengusaha dapat menentukan proyeksi keuntungan perusahaan melalui BEP.
2. Memudahkan Untuk Menentukan Langkah
Seorang pebisnis atau pengusaha juga dapat mengidentifikasi langkah-langkah efektif untuk masa depan.
Misalnya, mengidentifikasi langkah-langkah untuk mengurangi beban yang tidak perlu pada kinerja perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat BEP terlebih dahulu.
3. Mengetahui Perubahan Nilai Keuntungan
Fungsionalitas Break Even Point berperan penting dalam memahami perubahan nilai keuntungan yang mungkin terjadi ketika harga suatu produk berubah.
Hal ini sebenarnya didasarkan pada pemahaman bahwa ada hubungan linier antara nilai BEP dengan harga produk yang dijual.
Jadi jika satu titik dalam definisi tersebut tinggi, titik-titik lain pada garis tersebut juga akan tinggi.
Dasar-Dasar Break Even Point (BEP)
Pengusaha dapat memahami dan memahami keadaan keuangan periode tertentu atau periode berikutnya melalui BEP penjualan.
Oleh karena itu, sangat perlu untuk memahami konsep dasar penentuan titik BEP ini.
Berikut adalah beberapa tipe dasar titik impas yang harus diketahui dan dipahami:
- Bahan utama dalam perhitungan BEP ini merupakan biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel ( Variable cost )
- Apabila muncul suatu perubahan selama produksi, maka tidak berpengaruh pada nilai biaya tetap atau fixed cost dan tetap konstan.
- Munculnya perubahan volume dari kapasitas produksi, tentu saja berpengaruh pada nilai biaya variabel keseluruhannya.
- Jika nilai jual barang tetap, maka selama analisis dilakukan tidak akan memunculkan perubahan harga jual yang ditetapkan.
- Jika dilihat dari perhitungan BEP, jumlah produk yang dihasilkan akan selalu dianggap sudah habis terjual.
- Menghitung BEP berlaku untuk satu produk, jika perusahaan melakukan produksi secara massal, maka diperlukan persamaan hasil penjualan setiap produk.
Manfaat dari Break Even Point
1. Membantu Perusahaan/Bisnis untuk Mengambil Langkah yang Lebih Efisien
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Break Even Point merupakan metode perhitungan apakah produk yang dijual akan membawa keuntungan bagi perusahaan.
Oleh karena itu, dengan menghitung BEP akan lebih mudah bagi perusahaan untuk menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan agar perusahaan lebih maju dan maju.
Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi perusahaan akan lebih mudah ditingkatkan.
Oleh karena itu, pengusaha harus selalu menggunakan BEP saat menghitung hasil produksi.
2. Dapat Membuat Estimasi Waktu Balik Modal
Manfaat kedua menghitung BEP perusahaan adalah memudahkan pengusaha untuk menentukan pengembalian investasi yang diharapkan.
Ya, setiap pengusaha atau pengusaha pasti menginginkan pengembalian investasi.
Dengan menghitung Break Even Point, pelaku usaha dapat menghitung omzet penjualan suatu produk sehingga mengetahui kapan harus mengembalikan suatu barang, baik dalam hitungan tahun maupun bulan.
Dengan cara ini, pengusaha atau pengusaha dapat mengembangkan perusahaan. Padahal, dengan BEP, para pelaku bisnis bisa lebih mudah menentukan kapan investor dibutuhkan.
3. Profitabilitas dalam Suatu Bisnis
Manfaat ketiga dari titik impas adalah meningkatkan profitabilitas bisnis.
Hal ini terjadi karena dengan menghitung BEP, perusahaan dapat menganalisis keuntungan dengan lebih mudah.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa BEP dapat mengurangi risiko kerugian perusahaan.
Komponen yang Membentuk Break Even Point

1. Biaya Tetap/Fixed Cost
Suatu jenis biaya yang tidak bervariasi atau tetap sama dengan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan bertambah atau berkurang, atau dalam bahasa sederhana dapat dijelaskan sebagai biaya yang harus diperhitungkan sekalipun penjualan usaha tersebut menurun pada saat itu. waktu atau tidak menghasilkan apa-apa.
2. Biaya Variabel
Suatu jenis biaya yang besarnya tidak tetap atau dapat dikatakan bervariasi, tergantung dari tingkat produksi yang dilakukan.
Tingkat produksi dan biaya variabel selalu sama dan berhubungan. Contoh biaya variabel antara lain bahan baku, listrik, air, dll.
3. Harga Jual
Ini diambil dari semua biaya yang diperlukan untuk memproduksi barang ditambah keuntungan yang ingin Anda hasilkan.
4. Pendapatan
Pendapatan atau penghasilan dari semua penjualan produk atau jasa. Jumlah pendapatan diperoleh dengan mengalikan harga jual dengan jumlah produk yang berhasil terjual di pasaran.
5. Laba
Komponen yang membentuk BEP terakhir tidak jauh dari yang namanya laba, cara menghitung laba ini atau menghitung laba dengan mengurangkan biaya tetap dan variabel dari sisa pendapatan yang diperoleh.
Faktor Peningkat Break Even Point (BEP)
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang bisa meningkatkan Break Even Point:
1. Peningkatan Penjualan
Ketika penjualan konsumen meningkat, dapat diartikan sebagai peningkatan permintaan.
Untuk menghadapi hal tersebut, perusahaan tentunya perlu meningkatkan aktivitas produksi.
Pada akhirnya, BEP akan meningkat untuk menutup biaya produksi tambahan.
2. Biaya Produksi Meningkat
Peningkatan biaya produksi juga dapat menjadi faktor peningkatan titik impas.
Ini menghadirkan dirinya sebagai tantangan bagi pedagang ketika permintaan produk atau penjualan pelanggan tetap sama tetapi biaya variabel meningkat.
Bukan hanya biaya produksi, BEP bisa meningkat karena kenaikan biaya sewa gedung, gaji karyawan atau biaya utilitas.
3. Perbaikan Peralatan
Faktor lain yang dapat meningkatkan BEP adalah perawatan peralatan, termasuk masalah produksi.
Ketika ini terjadi, BEP juga meningkat, semua karena jumlah target tidak dapat diproduksi dalam waktu yang ditentukan.
Peralatan yang tidak berfungsi atau menghasilkan produk yang gagal juga dapat menyebabkan biaya pengoperasian yang lebih tinggi, yang mengarah ke titik impas yang lebih tinggi.
Cara Mengurangi Break Even Point (BEP)
Agar bisnis Anda menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi, nilai BEP harus dikurangi. Berikut ini adalah cara paling efektif untuk menurunkan nilai BEP, antara lain:
1. Menaikkan Harga Produk
Langkah ini sebenarnya jarang digunakan, karena rata-rata pedagang takut kehilangan pelanggan.
Namun untuk menekan nilai BEP guna meningkatkan profitabilitas, sebaiknya pikirkan lebih dalam untuk meningkatkan harga jual produk ini ke masyarakat luas.
2. Melakukan Outsourcing
Profitabilitas mengacu pada kemampuan seorang pengusaha untuk menghasilkan keuntungan dengan meningkatkan penjualan, aset tertentu dan modal dalam jangka waktu tertentu.
Profitabilitas ini meningkat jika bisnis memilih untuk melakukan outsourcing metode mana yang dapat membantu mengurangi biaya produksi saat output meningkat.
Rumus dari BEP (Break Even Point)

Untuk menghitung nilai BEP ini, Anda bisa menggunakan dua rumus berbeda, berbasis satuan atau berbasis nominal.
Rumus BEP satuan akan membantu Anda mengetahui berapa banyak unit yang perlu diproduksi untuk mencapai titik tengah atau titik impas.
Sekaligus, rumus BEP nominal ini akan membantu Anda memahami berapa nilai penjualan yang perlu Anda realisasikan untuk mencapai titik tengah atau titik impas.
Berikut Ini merupakan rumus BEP unit yang bisa Anda gunakan:
BEP = Total Biaya Tetap / (Harga Jual Produk per Unit – Biaya Variabel Unit Produk)
Sedangkan rumus BEP nominal adalah sebagai berikut:
BEP = Total Biaya Tetap / (1 – Biaya Variabel Unit Produk / Harga Jual Produk per Unit)
Cara Menghitung BEP (Break Even Point)
Setelah Anda memahami kedua rumus BEP tersebut, langkah selanjutnya adalah bagaimana cara menghitung BEP dengan menerapkan rumus tersebut pada data penjualan atau produksi Anda.
Lebih detailnya, berikut penjelasan cara menghitung BEP yang sangat mudah dipahami.
Mimi memiliki usaha kantin sekolah. Biaya tetap yang dibutuhkan usaha adalah Rp 10.000.000 per bulan.
Biaya variabel per unit produk adalah 10.000 dong. Sedangkan untuk makanan dijual dengan harga Rp 20.000. Nah, bagaimana perhitungan BEP bisnis Mimi sebagai berikut:
BEP Unit:
BEP = 10.000.000 / (20.000-10.000)
BEP = 10.000.000 / 10.000
BEP = 1.000 unit
Ilustrasi diatas mengartikan untuk mencapai titik impas di mana bisnis Mimi tidak akan mengalami kerugian jika Mimi harus memproduksi sekitar 1.000 pax makanan dalam satu bulan.
BEP Nominal:
BEP = 10.000.000 / (1-10.000 / 20.000)
BEP = 10.000.000 / (1- 0.5)
BEP = 10.000.000 / 0.5
BEP = 20.000.000
Arti dari ilustrasi diatas adalah agar bisnis kantin Mimi mampu mencapai titik impas dengan melakukan penjualan senilai Rp 20.000.000,00 setiap bulannya.
Kesimpulan
Pengertian BEP atau titik impas adalah titik impas dimana keuntungan yang diperoleh bernilai sebesar kebutuhan usaha, atau bisa disebut tidak mengalami kerugian.
Sederhananya, ini adalah perusahaan tanpa untung dan tanpa kerugian.
Perhitungan titik impas seperti ini tentunya memiliki banyak keuntungan bagi pengusaha, jika diketahui nilai BEP dari hasil perhitungan menyebabkan penurunan penjualan produk maka pengusaha dapat memperkirakan kerugian yang akan diderita dan mengetahui kapan terjadinya kerugian. akan terjadi. untuk mendapatkan pengembalian investasi.
Teknik BEP ini juga dapat mengambil langkah-langkah penting tergantung pada sifat operasinya, seperti membuat varian produk atau mengembangkan inovasi, untuk membantu menghasilkan keuntungan atau profitabilitas yang maksimal.
Selain itu menghitung titik impas sangat penting karena hasil akhir akan membantu para pelaku bisnis untuk menentukan harga jual produk dan dapat menentukan keuntungan/keuntungan dengan menambahkan nilai keuntungan yang sangat tinggi.
Demikian pembahasan tentang apa arti titik impas dan cara menghitungnya. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat bagi anda.