6 Tarian Tradisional Jawa Timur Yang Menyeramkan

4 min read

Kali ini saya akan memperkenalkan beberapa Tari Tradisional Jawa Timur. Tarian kali ini tidak biasa, karena terkesan menyeramkan dan bernuansa mistis.

Provinsi Jawa Timur selain mempunyai banyak kebudayaan rumah adat, juga mempunyai banyak macam-macam tari tradisional. Jawa Timur memiliki beberapa tarian tradisional yang cukup unik dan menarik untuk dijadikan tontonan.

Kegiatan daerah selalu dijadikan ajang budaya lokal agar terus dikenal generasi muda sampai kapanpun.

Nah tari tradisional Jawa TImur ini cukup berbeda dari tarian adat Aceh yang kebanyakan posisi menarinya sambil duduk. Tarian Jawa Timur lebih mengandankal gerakan dari kepala, tangan , hingga pinggul.

Ini adalah beberapa Tari Tradisional Jawa Timur yang telah saya rangkum.

Tari Reog Ponorogo

Tari Tradisional Jawa Timur - Tari Reog Ponorogo-
steemit.com

Tarian Reog Ponorogo adalah Tarian Daerah yang berasal dari Jawa timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya.

Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan.

Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.

Sejarah Tari Reog Ponorogo ini sebenarnya ada 5 versi yang beredar. Disini saya akan menceritakan salah satunya saja.

Menurut sejarah, tarian ini diambil dari perjalanan Prabu Kelana Sewandana yang sedang mencari pujaan hatinya. Perjalanan beliau ditemani oleh prajurit dan patihnya yaitu Bujangganong.

Hingga akhirnya bertemulah ia dengan Dewi Sanggalangit seorang putri Kediri. Namun, ia akan menerima cintanya bila Sang Prabu berhasil menciptakan sebuah kesenian.

Nah disinilah awal mula terciptanya Tari Reog Ponorogo untuk membuktikan cintanya kepada Sang Putri. Prabu Kelana lalu memerintah pasukannya untuk menjadi penari di tarian ciptaannya ini.

Tercipatalah 5 tokoh penari di Tari Reog ini. Diantaranya :

  1. Jathil
  2. Warok
  3. Prabu Kelono Sewandono
  4. Patih Bujangganong
  5. Pembarong

Bagian yang paling keren di tarian ini adalah ketika penari menggunakan topen yang besar dan menahannya dengan gigi. Setelah memakia topen besar itu penari tetap bisa bergerak dengan lincah, walaupun berat topen itu sampai 50 kg.

Tarian ini memiliki beberapa tahap, sepeti di novel atau buku cerita. Ada pengantar, prolog, pembukaan, isi cerita dan penutup. Di setiap tahapnya itu para penari bergantian menarikannya.

Tari Jaranan Kepang

Tari Tradisional Jawa Timur - Tari Jaranan Kepang
ngajibudaya.averroes.or.id

Nah Tari Tradisional Jawa Timur selanjutnya adalah Tari Jaranan Kepang (Jarang Kepang). Tarian ini merupakan tarian yang cukup terkenal di masyarakat Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di Jawa Tengah lebih dikenal dengan nama Jathilan.

Tari Jaranan Kepang menceritakan kisah raja-raja kecil yang saling berperang atau berebut pengaruh untuk meluaskan wilayahnya.

Cerita atau asal usul tarian ini memang sangat minim informasi. Karena tidak ada sumber tertulis yang pasti tentang tarian ini. Tarian ini hanya diceriakan turun temurun hingga saat ini.

Tarian Tradisional ini dimainkan dengan beberpa orang penari yang menaiki kuda mainan yang terbuat dari anyaman bambu.

Gerakan tarian ini mengandanlkan seluruh bagian tubuh. Mulai dari kaki, pinggul, badan, tanga, leher dan kepala. Dengan irama yang dinamis dan kuat, tari ini sungguh memerlukan tenaga yang cukup banyak.

Ada bagian tarian yang sangat menarik, yaitu ketika para penari memanggil Jin dan membuat salah satu penari menjadi kerasukan. Bagian ini adalah bagian yang ditunggu-tunggu oleh para penonton, karena membuat suasana menjadi tegang.

Tari Jaranan Buto

Tari Jaranan Buto
budayajawa.id

Tari Jaranan Buto ini adalah tarian yang tidak jauh berbeda dengan Tarian Jaranan Kepang. Walaupun hampir mirip, tarian ini memiliki ciri khas nya tersendiri.

Kata “Buto” memiliki arti “Raksasa”.  Jadi, Tari Jaranan Buto mengandung arti kuda “Lumping Raksasa”.

Tari Jaranan Buto adalah salah satu kesenian dari Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Tari ini menggunakan properti kuda buatan seperti halnya yang biasa kita lihat pada kesenian Kuda Lumping.

Bedanya Jaranan Buto dengan Jaranan Kepang adalah kuda mainan yang digunakan tidak seperti kuda biasa, melainkan seperti wajah raksasa.

Bukan hanya kudanya saja yang berpenampilan raksasa. Bahkan para penarinya pun menggunakan tata rias yang menggambarkan sosok raksasa yang bermata merah dan  rambut gimbal.

Tari Jaranan Buto dalam pementasannya diiringi alunan musik seperti kendang, dua bonang, dua gong besar, kempul terompet, kecer dan seperangkat gamelan.

Gerakan tariannya bisa dibilang cukup ekstrim. Ada adegan dimana para penari terlihat seperti sedang bertengkar. Jadi berhati-hatilah bagi Sahabat Biru yang mau menonton tarian ini.

Tari Kethek Ogleng

Tari Kethek Ogleng
genpi.co

Tari Kethek Ogleng adalah salah satu Tari Tradisional Jawa Timur yang para penarinya berpenampilan cukup menyeramkan. Disebut menyeramkan karena para penarinya berpenampilan seperti Kethek.

Ada hal unik pada tarian yang satu ini. Dimana tarian ini merupakan tari yang gerakannya menirukan tingkah lakunya kethek atau dalam bahasa dinamakan kera (monyet).

Awal kisahnya menceritakan seekor kera jelmaan Raden Gunung Sari dalam cerita Panji. Ia berupaya mencari Dewi Sekartaji yang menghilang dari istana. Untuk mengelabuhi penduduk agar bebas keluar masuk desa dan hutan, maka Raden Gunung Sari menjelma jadi seekor kera putih yang lincah.

Pada pertunjukannya disajikan berbeda-beda. Ada yang 4 penari, 6 penari, bahkan lebih. Tapi rata-rata tarian ini dibawakan oleh 4 penari, 3 penari perempuan dan 1 orang berperan sebagai kera.

Tarian ini diawali dengan masuknya ketiga penari perempuan ke panggung. 2 penari dari ke 3 penari perempuan tersebut memerankan sebagai dayang dan yang satunya memerankan sebagi putri kerajaan yaitu putri Dewi Sekarjati.

Tari Wayang Topeng

Tari Wayang Topeng
wayangku.id

Tari Wayang Topeng adalah tarian yang lahir di Kota Malang. Terdengar dari namanya saja kita tahu bagaimana penampilan para penari ini. Yah, para penari Topeng Wayang  semuanya menggunakan topeng dan menari layaknya wayang.

Dalam sejarahnya, tarian ini dilakukan hanya sebagai ritual saja. Pada saat itu, topeng memiliki arti menghargai roh para leluhur. Maka dari itu topeng digunakan untuk mengapresiasi wajak nenek moyang.

Tari Wayang topeng digunakan saat agama Islam memasuki wilayah Jawa, dan tarian ini dijadikan salah satu cara untuk merebut hati orang Jawa yang saat itu masih beragama Hindu.

Tari Topeng Jawa Timur ini mengisahkan cerita tentang Ramayana dan Panji. Berbeda dengan Tari Topeng Jawa Barat yang berlatar belakang wayang golek.

Tarian ini didahulu dengan menabuh gending eleng-eleng, Krangean, Loro-loro, Gending Gondel dan terakhir adalah Gending Sapu Jagad.

Penari di dalam tarian ini tidak menentu. Bisa di tariakan oleh individu ataupun berkelompok. Gerakannya sedikit menyerupai wayang.

Sekian beberapa Tari Tradisional Jawa Timur yang bisa dibilang “MENYERAMKAN”. Menyeramkan dari segil cerita, kostum, maupun cara penyajiannya.

Tari Singo Ulung

Tari Tradisional Jawa Timur - Tari Singo Ulung
wonderfulimage.id

Tarian Tradisional Jawa Timur yang selanjutnya adalah Tari Singo Ulung. Lagi-lagi tarian ini berkostumkan hewan. Memang tarian Indonesia banyak diambil dari kisah-kisah fiktif atau mitos. Tidak aneh jika kostum penari bertemakan hewan atau kerajaan.

Sejarah terciptanya Tari Singo Ulung adalah sebagai rasa hormat warga desa Blimbing  kepada Kiai Singo Wulu. Kiai Singo Wulu adalah pendiri dari desa Bilimbing dan menjadi Kepala desa pertama di desa tersebut.

Konon katanya dengan kesaktian Kiai Singo Wulu, beliau dapat berubah menjadi harimau putih. Maka dari itu setelah kepergian Kiai Singo Wulu, para warga menghormatinya dengan menampilkan tarian Singo Ulung.

Dalam penampilan tarian Singo Ulung menceritakan dari awal pertemuan antara Kiai dengan Jasiman hingga dibangunnya desa. Para penari menari sambil melakukan dialog layaknya drama. Dan ada beberapa atraksi dari penari singa putih.

Tarian ini masih selalu dilakukan setiap tahunnya oleh masyarkat Bondowoso. Mereka menampilkannya untuk acara penghormatan, festival, dll.

“Bahkan Kehilangan pun Layak Dirayakan”

Penyebab dan Akhir Dari Perang Aceh

Perang Aceh merupakan perang yang paling lama dan menjadi penyebab banyaknya korban berjatuhan. Perang ini juga merupakan perang terakhir yang dilakukan Belanda dalam rangka...
News
3 min read

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *